Forum Discussion Group oleh Member MICE

10 Aug 2025   |   Admin

Forum Discussion Group oleh Member MICE

Menghidupkan Kembali Kesenian Kerakyatan: Dari Pentas Tradisional Menuju Kolaborasi Inklusif


Kesenian kerakyatan seringkali dilupakan hanya karena sekarang dunia digital lebih banyak merambah masyarakat di segala usia. Penggunaan ponsel pintar kini bukan hanya menyita banyak perhatian, namun juga menjadi hiburan tersendiri selama 24/7. Benar begitu bukan?


Namun, sebenarnya masih banyak yang terpukau dengan penampilan seni apabila kebetulan ada yang pertunjukkan di sekeliling mereka. Dan kini kesenian kerakyatan di berbagai daerah, khususnya di Jawa Tengah, tengah mengalami perkembangan yang menarik. Jika dulu satu paguyuban hanya tampil sendiri di panggung sederhana, sekarang semakin banyak kolaborasi lintas paguyuban yang bersatu dalam satu perhelatan budaya. Perubahan ini mencerminkan semangat kolektif baru yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi.


Salah satu contoh nyata adalah event Saparan di Salatiga yang kebetulan dilakukan bulan Juli 2025 ini. Event ini menjadi ruang bertemunya berbagai bentuk kesenian tradisional seperti kuda lumping dan topeng ireng. Tak lagi sekadar pertunjukan, acara semacam ini mulai dirancang secara lebih profesional, dengan tujuan lebih luas: edukasi budaya lokal melalui event.


Kesenian yang Mendidik



Dalam forum diskusi pertama yang kami adakan pada 12 Juli 2025 lalu, muncul cerita inspiratif dari Mas Rizky, seorang pegiat seni lokal dari Sanggar Langen Budi Sedyo Utomo yang juga seorang guru di sekolah negeri, ia mengatakan banyak yang datang padanya setelah event budaya. Ada beberapa anak muda yang tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang seni beserta event budaya dan akhirnya event tersebut berhasil menginspirasi mereka untuk pergi kuliah dan memilih bidang seni, seperti di UNNES dan ISI. Ini menandai satu pergeseran: seni tak hanya diwariskan secara lisan, tapi juga mulai dipelajari dari sisi akademis.


Perkembangan ini tumbuh dari rasa terpukau dan  kebutuhan akan pemahaman yang lebih dalam, baik terhadap konteks budaya, teknik pertunjukan, maupun etika pementasan. Itu adalah salah satu sisi positif dari kehadiran event budaya. Tidak dipungkiri, sisi negatifnya pun juga ada. 


 


Tantangan Baru di Era Digital


Perkembangan ini juga menghadirkan tantangan baru. Salah satu isu yang di-floorkan saat diskusi adalah plagiarisme intelektual. Konten pertunjukan, khususnya tarian atau bentuk ekspresi khas seperti jaran kepang, sering kali direkam dan diunggah ulang ke kanal pribadi tanpa izin atau atribusi yang layak. Alasan kenapa mereka menyebutnya sebagai plagiarisme adalah ketika suatu tarian mereka ciptakan, beserta iringan lagu yang mereka buat, pertama kali muncul di event tersebut. Mereka kewalahan dengan izin perekaman tersebut yang akhirnya tari tersebut tidak eksklusif lagi bagi mereka padahal ada kekayaan intelektual di balik kesenian tersebut yang luput diperhatikan.


Kolaborasi dan Masa Depan


Yang menggembirakan, semangat kolaboratif sudah mulai terlihat di daerah seperti Temanggung, di mana berbagai komunitas seni bersatu dalam satu event. Ini membuka peluang besar bagi penggemar seni, baik pelaku, peneliti, maupun penikmat, untuk ikut terlibat, belajar, dan berkontribusi dalam pelestarian budaya.


Untuk itu, kami tengah menyiapkan sebuah e-book panduan menyelenggarakan event seni budaya, yang diharapkan bisa menjadi referensi praktis sekaligus reflektif bagi siapa pun yang ingin menghidupkan kembali semangat kesenian rakyat secara bertanggung jawab.


Sebagai langkah awal, kami juga akan mulai menerbitkan artikel-artikel pengantar seputar seni kerakyatan, mulai dari jaran kepang, soren, hingga topeng ireng. Harapannya, ini bisa menjadi pintu masuk bagi pembaca yang ingin mengenal lebih dekat akar budaya yang begitu kaya, sekaligus memberi arah untuk keterlibatan lebih aktif ke depan.


 


Tertarik Menggelar Event Seni? Kami Siapkan Panduannya


Bagi komunitas, institusi, atau siapa pun yang sedang merencanakan untuk menyelenggarakan event seni budaya, kami telah menyiapkan e-book panduan menggelar event seni kerakyatan. Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman dan hasil diskusi bersama para pelaku seni dan akademisi.


Nantikan e-book ini segera diunggah di laman ini.
Semoga bisa menjadi referensi yang bermanfaat, praktis, dan tetap menghormati nilai-nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat kita.