
Jawa Tengah.
Apa yang langsung terlintas di pikiranmu saat mendengar nama itu?
Apakah gudeg yang manis legit? Atau soto khas yang kuahnya ringan tapi nendang?
Atau mungkin—uhuk—seseorang yang bikin deg-degan setiap kali kamu main ke Semarang atau Solo? Hmmm baiklah.
Tapi tunggu dulu, Jawa Tengah bukan cuma soal rasa di lidah atau rasa di hati. Ada satu hal lagi yang bikin daerah ini selalu hidup dan punya daya tarik kuat: event budayanya.
Dari pertunjukan yang bikin merinding, sampai prosesi adat yang bikin kamu manggut-manggut karena ternyata sarat makna. Budaya di Jawa Tengah bukan cuma dipelajari, tapi juga dipentaskan dan dirayakan bersama.
Jawa Tengah adalah tempat di mana sejarah, seni, dan tradisi saling bersentuhan. Dari masa ke masa, lahir berbagai kesenian yang bukan hanya sarat makna, tapi juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk berekspresi dan juga nilai identitas. Mengapa nilai identitas? Beda kultur, beda pula pov-nya. Beda pula pesan yang ingin disampaikan. Inilah sebabnya walaupun ada banyak kesenian yang mirip-mirip dari satu daerah dengan daerah lain, event seni termasuk dalam satu upaya untuk menjaga identitas, menyampaikan pesan, dan mempertemukan generasi.
Pernah gak berpikir, apa yang bisa kita tinggalkan untuk generasi ini? Apa yang bisa kita lakukan untuk nguri-uri budaya yang sudah kita dapatkan dan bisa dilanjutkan oleh generasi setelah kita? Pernah gak terbesit pikiran seperti itu? Terkadang, pertanyaan seperti ini muncul diam-diam, entah saat nonton pertunjukan tradisional, lihat prosesi adat, atau mendengar cerita lama dari orang tua.
Nah, di sinilah pertunjukan budaya punya peran penting. Pertunjukan bukan sekadar hiburan belaka. Ia jadi media untuk menyampaikan nilai moral, sejarah leluhur, bahkan filosofi hidup masyarakat Jawa, seperti “ngeli ning ora keli” (mengikuti arus tapi tidak hanyut) atau “sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti” (kejahatan bisa dikalahkan oleh kelembutan).
Deretan Pertunjukan Khas yang Hidup dalam Event Budaya
Berikut adalah beberapa pertunjukan budaya yang lahir, tumbuh, dan masih lestari di Jawa Tengah, termasuk yang baru tapi tetap berakar pada tradisi.
1. Barongan Satrio Mudo Joyo
Barongan adalah bentuk seni rakyat yang memadukan unsur tari, musik, dan magis. Grup Satrio Mudo Joyo adalah salah satu pelaku seni Barongan yang aktif di berbagai acara budaya. Dengan iringan gamelan khas dan tarian atraktif, barongan membawa penonton ke suasana sakral dan meriah sekaligus. Kostumnya penuh warna, energik, dan seringkali melibatkan adegan trance yang mencerminkan kekuatan spiritual.
2. Tari Abhipraya Nawasena
Tari ini adalah representasi semangat masa depan—“Abhipraya” berarti harapan, dan “Nawasena” merujuk pada masa depan yang cerah. Meski merupakan tari kontemporer, ia mengangkat nilai-nilai Jawa lewat gerak yang anggun dan simbolik. Tari ini cocok dibawakan dalam pembukaan event budaya, karena mencerminkan perpaduan antara akar tradisi dan semangat generasi muda.
3. Tari Ngganong
Tari ini terinspirasi dari sosok “ganong” dalam Reog, tapi dikembangkan menjadi pertunjukan yang berdiri sendiri. Dengan tempo cepat, mimik lucu, dan gerakan lincah, Tari Ngganong sering jadi favorit penonton anak-anak maupun dewasa. Penarinya biasanya satu atau dua orang, membawa atau mengenakan topeng dengan pakaian mencolok, menyampaikan ekspresi kegembiraan dalam bentuk tradisional.
4. Tari Sesondheran
Tari ini punya akar pada kehidupan masyarakat agraris dan nilai gotong royong. Gerakannya menggambarkan keharmonisan, kerja sama, dan keceriaan warga desa. Tari Sesondheran biasa dibawakan oleh kelompok remaja, dan cocok banget ditampilkan dalam acara sedekah bumi atau bersih desa.
5. Kirab Budaya
Kirab bukan sekadar arak-arakan—ia adalah pertunjukan berjalan. Di dalamnya, berbagai elemen budaya ditampilkan: dari pakaian adat, musik tradisional, pertunjukan jalanan (seperti barongan), sampai atraksi seni lokal. Di Jawa Tengah, kirab budaya biasanya dilakukan dalam:
- Grebeg (Surakarta, Demak)
- Sedekah laut (Cilacap, Jepara)
- Hari Jadi Kota atau Kabupaten
Kirab selalu menarik karena mengundang interaksi langsung dengan masyarakat, dan menjadi cara efektif mengenalkan potensi budaya lokal secara visual.
Menjaga budaya bukan selalu soal hal besar. Kadang cukup dengan hadir, ikut meramaikan, atau bahkan mulai belajar menyusun satu pertunjukan kecil di lingkungan sendiri. Karena setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini, bisa jadi pijakan besar untuk masa depan budaya kita nanti.
(foto terakhir.jpg)
Kalau kamu pernah bermimpi menggelar event budaya, baik di sekolah, kampus, desa, atau komunitas tapi masih bingung harus mulai dari mana, tenang… kami sedang menyiapkan sesuatu buat kamu. Sebuah eBook panduan menggelar event budaya, lengkap dengan langkah-langkah praktis, contoh rundown, ide pertunjukan, dan tips kolaborasi dengan komunitas.
Dan yang paling penting: eBook ini bisa kamu dapatkan secara gratis.
Stay tuned ya—karena budaya butuh kamu untuk tetap hidup dan terus bergerak.